Jumat, 27 Januari 2012

Leak Test and Hydrotest

Apakah leak test dan hydrotest adalah sesuatu yang berbeda? Standar seperti apakah yang digunakan untuk tes tersebut?

Pada control valve, leak test adalah pengujian tingkat kebocoran yang terjadi pada saat valve berada pada kondisi tertutup rapat. Standar pengujian adalah sesuai dengan FCI 70-2/ANSI B16.104.

Pada control valve terdapat enam leakage class yaitu:

Class I - Tidak ada pengujian
Class II - maksimum kebocoran = 0.5% dari rated CV valve (media pengujian udara) Apakah leak test dan hydrotest adalah sesuatu yang berbeda? Standar seperti apakah yang digunakan untuk tes tersebut? Pada control valve, leak test adalah pengujian tingkat kebocoran yang terjadi pada saat valve berada pada kondisi tertutup rapat. Standar pengujian adalah sesuai dengan FCI 70-2/ANSI B16.104. Pada control valve terdapat enam leakage class yaitu: 1. Class I - Tidak ada pengujian 2. Class II - maksimum kebocoran = 0.5% dari rated CV valve (media pengujian udara) 3. Class III - maksimum kebocoran = 0.1% dari rated CV valve (media pengujian udara) 4. Class IV - maksimum kebocoran = 0.01% dari rated CV valve Class IV ini menjadi standar dalam control valve. (media pengujian : udara) 5. Class V - maksimum kebocoran = 5.0 x 10^-4 ml/min/psi/in. diameter orifice atau 5.0x10^-12 m3/sec/bar/mm diameter orifice. (media pengujian : air) 6. Class VI - maksimum kebocoran bergantung pada diameter orifice pada valve dengan media pengujian adalah udara/nitrogen. Leak Test : Biasanya ini dilakukan pada reinforcing pad of opening, menggunakan udara. Kadang-kadang di-counter check dengan bubble soap. Sehingga sering disebut juga bubble test. Diaplikasikan pada semua peralatan yang mempunyai pads pada bagian pressure (PV, HE, Tank, dll). Bisa juga leak test dilakukan tanpa sabun. Material diinjeksi dengan udara bertekanan dan direndam dalam tanki air untuk beberapa waktu (digunakan dalam pengetesan fuel tank untuk forklift). Ini lebih efektif dibandingkan dengan sabun. Test ini juga dilakukan untuk pengecekan kebocaran pada blinded flange, flange joint (shell side to tube side joint), channel cover installation, dsb. Secara internal, diberi tekanan menggunakan udara - alternatif lain bisa menggunakan nitrogen (N2). Pada tangki ada juga istilah leak test untuk roof dan bottom installation. Alatnya disebut Vacuum Box. Leak test tidak sama persis dengan pneumatic test. Pneumatic test itu bisa digunakan sebagai pengganti hydrotest, hal ini terutama dipakai jika kita akan mengetes peralatan pada posisi kerja (di site)... terutama lagi untuk tower yang tingginya bisa sampai 100 m. H0al ini dipakai dengan alasan ekonomis. Bisa dibayangkan jika kita mengetes tower setinggi 100 m harus dites berdiri. Hydrotest : Adalah pengetesan kekuatan body dari control valve untuk menahan tekanan yang sesuai dengan rating dari valve tersebut (rating 150#, atau 300# dsb). Pressure rating dari control valve untuk berbagai material bisa dilihat pada ANSI B16.34. Pengujian ketahanan ini menggunakan media air. Bisa juga memakai standar API 598 (Valve Inspection and Testing) dan cukup applicable untuk valve dengan tipe-tipe : Gate, Globe, Plug, Check, Floating Ball, Butterfly and Trunnion Mounted Ball. Pada standar tersebut dipaparkan prosedur Test Leakage dan Pressure Test (termasuk hydrotest) untuk macam-macam valve tersebut. Hydrotest, dilakukan dengan liquid (umumnya hanya dengan air biasa) yang diisikan kedalam tangki kemudian ditambahkan pressure. Berikut adalah Hydrotest untuk berbagai peralatan : - Pressure Vessel dan Heat Exchanger : Pengetesan (Pressure Test) untuk integritas mekanis peralatan dilakukan pada test pressure-nya (Biasanya 1.25 kali MAWP). Pengujian ketahanan ini menggunakan media air (water) dengan menjaga kualitas pada % atau ppm Chloride dan Chlorine (terutama untuk SS material). Holding time biasanya 1-2 jam. Alternatif lainnya Pneumatic Test or Hydropneumatic test (combined). Tak diperbolehkan seorang pun berada di sekitar alat selama pressure test. Setelah dilakukan test pressure, tekanan diturunkan ke design pressure untuk pemeriksaan (visual) indikasi deformasi pada welding line, opening, flange joint, dll. - Atmospheric tank : Biasanya dilakukan di lokasi penempatannya – dengan mengisi air sampai HLL atau Design Liquid level-nya atau level maksimumnya jika di dalamnya terdapat floating roof. Holding time biasanya 1 x 24 jam. Cek integritas mekanis, kebocoran pada shell dan dasar alat, deformasi dan foundation settlement. Kecuali untuk tangki dengan internal pressure yang kecil, biasanya ditambahkan pneumatic pressure di sisi atas tangki hingga design internal pressure. Kualitas air, bisa menggunakan fresh water atau demin water untuk stainless steel (dengan pembatasan kadar cloride maks 50ppm. - Bejana Tekan dan Heat Exchanger : Dilakukan setelah semua NDE, final dimensi dan identifikasi material sudah selesai. Besar nya adalah 1.3 x MAWP. MAWP disini bisa diasumsikan sama dengan Design Pressure jika kita tidak melakukan perhitungan MAWP untuk masing-masing komponen, jika MAWP masing-masing komponen dihitung, maka MAWP yang diambil adalah MAWP terkecil dari komponen tersebut. Holding Time pada Test Pressure tidak diatur oleh ASME VIII Div 1, tetapi kalau mengacu pada peraturan Migas, minimal 2 jam, lihat di UG -99 ASME VIII Div 1 Adapun prosedur pelaksanaan harus dibuat dahulu oleh pemanufaktur dan mendapat persetujuan dari Owner dan Third Party Agency (Jika ada), yang pasti pemeriksaan Visual harus dilakukan minimal pada MAWP. Selama Tekanan pada Test Pressure, tidak diperkenankan berada di area hydrotest untuk menjaga keselamatan. Semua alat ukur harus terkalibrasi dengan baik (Pressure Gauge, Pressure Recorder, Tem- perature gauge). Khusus untuk Heat Exchanger yang mempunyai 2 chamber, yakni shell side dan Tube Side (Channel Side), hydrotest dilakukan dua kali masing-masing untuk shell side dan tube side. Baik leak test ataupun hydrotest bukanlah destructive test, karena tidak sampai merusak material ataupun barang yang di test. Kalaupun sampai rusak, berarti terjadi kesalahan pada proses testnya. Mungkin yang perlu dilihat disini adalah batas dari nilai nilai tekanan tersebut. Ada istilah-istilah yang sering kita dengar, misalnya BURSTING PRESSURE, MAXIMUM ALLOWABLE WORKING PRESSURE, WORKING PRESSURE, FLOWING PRESSURE, RESIDUAL PRESSURE dsb. Kalau dlihat dari nilai-nilai tekanan yang diterapkan pada suatu pressure test, maka kita dapat melihat resiko yang ada baik dari keselamatan lingkungan test atau juga dari deformasi materialnya, sehingga apakah itu NDT atau DT dapat kita katagorikan sendiri.
Class III - maksimum kebocoran = 0.1% dari rated CV valve (media pengujian udara)
Class IV - maksimum kebocoran = 0.01% dari rated CV valve Class IV ini menjadi standar dalam control valve. (media pengujian : udara)
Class V - maksimum kebocoran = 5.0 x 10^-4 ml/min/psi/in. diameter orifice atau 5.0x10^-12 m3/sec/bar/mm diameter orifice. (media pengujian : air)
Class VI - maksimum kebocoran bergantung pada diameter orifice pada valve dengan media pengujian adalah udara/nitrogen.

Leak Test :

Biasanya ini dilakukan pada reinforcing pad of opening, menggunakan udara. Kadang-kadang di-counter check dengan bubble soap. Sehingga sering disebut juga bubble test. Diaplikasikan pada semua peralatan yang mempunyai pads pada bagian pressure (PV, HE, Tank, dll). Bisa juga leak test dilakukan tanpa sabun. Material diinjeksi dengan udara bertekanan dan direndam dalam tanki air untuk beberapa waktu (digunakan dalam pengetesan fuel tank untuk forklift). Ini lebih efektif dibandingkan dengan sabun.

Test ini juga dilakukan untuk pengecekan kebocaran pada blinded flange, flange joint (shell side to tube side joint), channel cover installation, dsb. Secara internal, diberi tekanan menggunakan udara - alternatif lain bisa menggunakan nitrogen (N2).

Pada tangki ada juga istilah leak test untuk roof dan bottom installation. Alatnya disebut Vacuum Box.

Leak test tidak sama persis dengan pneumatic test. Pneumatic test itu bisa digunakan sebagai pengganti hydrotest, hal ini terutama dipakai jika kita akan mengetes peralatan pada posisi kerja (di site)... terutama lagi untuk tower yang tingginya bisa sampai 100 m. Hal ini dipakai dengan alasan ekonomis. Bisa dibayangkan jika kita mengetes tower setinggi 100 m harus dites berdiri.

Hydrotest :

Adalah pengetesan kekuatan body dari control valve untuk menahan tekanan yang sesuai dengan rating dari valve tersebut (rating 150#, atau 300# dsb). Pressure rating dari control valve untuk berbagai material bisa dilihat pada ANSI B16.34. Pengujian ketahanan ini menggunakan media air.

Bisa juga memakai standar API 598 (Valve Inspection and Testing) dan cukup applicable untuk valve dengan tipe-tipe : Gate, Globe, Plug, Check, Floating Ball, Butterfly and Trunnion Mounted Ball. Pada standar tersebut dipaparkan prosedur Test Leakage dan Pressure Test (termasuk hydrotest) untuk macam-macam valve tersebut.

Hydrotest, dilakukan dengan liquid (umumnya hanya dengan air biasa) yang diisikan kedalam tangki kemudian ditambahkan pressure.

Berikut adalah Hydrotest untuk berbagai peralatan :

Pressure Vessel dan Heat Exchanger :

Pengetesan (Pressure Test) untuk integritas mekanis peralatan dilakukan pada test pressure-nya (Biasanya 1.25 kali MAWP). Pengujian ketahanan ini menggunakan media air (water) dengan menjaga kualitas pada % atau ppm Chloride dan Chlorine (terutama untuk SS material). Holding time biasanya 1-2 jam. Alternatif lainnya Pneumatic Test or Hydropneumatic test (combined). Tak diperbolehkan seorang pun berada di sekitar alat selama pressure test. Setelah dilakukan test pressure, tekanan diturunkan ke design pressure untuk pemeriksaan (visual) indikasi deformasi pada welding line, opening, flange joint, dll.

Atmospheric tank :

Biasanya dilakukan di lokasi penempatannya – dengan mengisi air sampai HLL atau Design Liquid level-nya atau level maksimumnya jika di dalamnya terdapat floating roof. Holding time biasanya 1 x 24 jam. Cek integritas mekanis, kebocoran pada shell dan dasar alat, deformasi dan foundation settlement. Kecuali untuk tangki dengan internal pressure yang kecil, biasanya ditambahkan pneumatic pressure di sisi atas tangki hingga design internal pressure. Kualitas air, bisa menggunakan fresh water atau demin water untuk stainless steel (dengan pembatasan kadar cloride maks 50ppm.

Bejana Tekan dan Heat Exchanger :

Dilakukan setelah semua NDE, final dimensi dan identifikasi material sudah selesai. Besar nya adalah 1.3 x MAWP. MAWP disini bisa diasumsikan sama dengan Design Pressure jika kita tidak melakukan perhitungan MAWP untuk masing-masing komponen, jika MAWP masing-masing komponen dihitung, maka MAWP yang diambil adalah MAWP terkecil dari komponen tersebut. Holding Time pada Test Pressure tidak diatur oleh ASME VIII Div 1, tetapi kalau mengacu pada peraturan Migas, minimal 2 jam, lihat di UG -99 ASME VIII Div 1 Adapun prosedur pelaksanaan harus dibuat dahulu oleh pemanufaktur dan mendapat persetujuan dari Owner dan Third Party Agency (Jika ada), yang pasti pemeriksaan Visual harus dilakukan minimal pada MAWP. Selama Tekanan pada Test Pressure, tidak diperkenankan berada di area hydrotest untuk menjaga keselamatan.

Semua alat ukur harus terkalibrasi dengan baik (Pressure Gauge, Pressure Recorder, Tem- perature gauge). Khusus untuk Heat Exchanger yang mempunyai 2 chamber, yakni shell side dan Tube Side (Channel Side), hydrotest dilakukan dua kali masing-masing untuk shell side dan tube side.

Baik leak test ataupun hydrotest bukanlah destructive test, karena tidak sampai merusak material ataupun barang yang di test. Kalaupun sampai rusak, berarti terjadi kesalahan pada proses testnya.

Mungkin yang perlu dilihat disini adalah batas dari nilai nilai tekanan tersebut. Ada istilah-istilah yang sering kita dengar, misalnya BURSTING PRESSURE, MAXIMUM ALLOWABLE WORKING PRESSURE, WORKING PRESSURE, FLOWING PRESSURE, RESIDUAL PRESSURE dsb. Kalau dlihat dari nilai-nilai tekanan yang diterapkan pada suatu pressure test, maka kita dapat melihat resiko yang ada baik dari keselamatan lingkungan test atau juga dari deformasi materialnya, sehingga apakah itu NDT atau DT dapat kita katagorikan sendiri.

2 komentar: